Mantan pelatih Roger Federer tunjukkan kesalahan Aryna Sabalenka lawan Coco Gauff, ‘Saya merasa kasihan padanya’

Mantan pelatih Roger Federer tunjukkan kesalahan Aryna Sabalenka lawan Coco Gauff, ‘Saya merasa kasihan padanya’

Tentu, ini dia artikelnya:**Patah Hati di Flushing Meadows: Mantan Pelatih Federer Ungkap Biang Kekalahan Sabalenka dari Gauff**Aryna Sabalenka, petenis nomor satu dunia, harus menerima pil pahit kekalahan di final US Open 2023.

Mimpi meraih gelar Grand Slam kedua tahun ini pupus di tangan Coco Gauff, petenis muda Amerika Serikat yang tampil begitu memukau di hadapan publik sendiri.

Sabalenka, yang tampil dominan sepanjang turnamen, tampak kehilangan sentuhan magisnya di partai puncak.

Kekalahan Sabalenka ini tentu menjadi sorotan banyak pihak, termasuk Ivan Ljubicic, mantan pelatih Roger Federer.

Dalam analisis eksklusifnya, Ljubicic mencoba membedah apa yang sebenarnya terjadi pada Sabalenka di laga krusial tersebut.

“Saya merasa kasihan padanya (Sabalenka).

Dia telah bekerja keras untuk mencapai posisi ini,” ujar Ljubicic dengan nada prihatin.

“Coco bermain luar biasa, namun saya melihat ada sesuatu yang berbeda dengan Aryna.

Dia tidak bermain dengan kepercayaan diri yang sama seperti biasanya.

“Ljubicic menyoroti beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab merosotnya performa Sabalenka.

Pertama, tekanan mental.

Sebagai petenis nomor satu dunia dan unggulan utama, Sabalenka datang ke US Open dengan ekspektasi tinggi.

Tekanan untuk membuktikan diri sebagai yang terbaik mungkin telah membebani mentalnya, terutama di partai final.

“Tekanan adalah bagian dari olahraga ini, tetapi bagaimana Anda mengelolanya adalah kuncinya,” kata Ljubicic.

“Saya rasa Aryna kesulitan mengatasi tekanan tersebut.

Dia tampak tegang dan kurang lepas.

“Faktor kedua adalah strategi permainan.

Ljubicic mengamati bahwa Sabalenka terlalu terpaku pada pukulan keras dan agresifnya, tanpa variasi yang cukup.

Mantan pelatih Roger Federer tunjukkan kesalahan Aryna Sabalenka lawan Coco Gauff, 'Saya merasa kasihan padanya'

Gauff, dengan pertahanan solid dan kemampuan transisi yang baik, mampu meredam agresivitas Sabalenka dan membalikkan keadaan.

“Coco pintar.

Dia tahu Aryna akan datang dengan pukulan keras, jadi dia siap dengan pertahanan yang solid dan counter-attack yang efektif,” jelas Ljubicic.

“Aryna perlu lebih bervariasi dalam permainannya.

Dia tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan.

“Statistik pertandingan juga menunjukkan bahwa Sabalenka melakukan terlalu banyak kesalahan sendiri (unforced errors).

Hal ini mengindikasikan bahwa dia kurang fokus dan kurang sabar dalam membangun poin.

“Unforced errors adalah musuh terbesar seorang petenis,” kata Ljubicic.

“Aryna perlu belajar untuk lebih sabar dan menunggu momen yang tepat untuk menyerang.

“Kekalahan ini tentu menjadi pelajaran berharga bagi Sabalenka.

Dia perlu menganalisis kekurangannya, memperbaiki strategi permainannya, dan yang terpenting, belajar mengelola tekanan mental dengan lebih baik.

“Aryna adalah petenis yang sangat berbakat dan memiliki potensi besar,” pungkas Ljubicic.

“Saya yakin dia akan bangkit kembali dan meraih lebih banyak gelar Grand Slam di masa depan.

“Meskipun pahit, kekalahan ini bisa menjadi titik balik bagi Sabalenka.

Dengan evaluasi yang tepat dan kerja keras, dia bisa kembali lebih kuat dan membuktikan dirinya sebagai petenis nomor satu dunia yang sesungguhnya.

Sementara itu, Coco Gauff berhak merayakan kemenangan gemilangnya di US Open, sebuah pencapaian yang akan diingat sepanjang kariernya.